Di sini aku akan berbagi secuil cerita di balik perjuangan babak pertama dan babak kedua. Tidak jauh berbeda dengan bagian Resolusi dan Motivasi dan The Secrets and the Comrades.
Aku gemar mencari informasi OSN. Biar lebih bisa menguasai pelajaran, aku belajar dari soal OSN SMA, sedari awal sih, sejak tingkat kota. Soal OSN SMA memang jauh lebih dalam. Maka, aku mau mempelajarinya biar bisa selangkah lebih maju. Ingat dengan bagian The Secrets and the Comrades? Aku sudah memaparkan empat rahasia. Di situ, aku juga sempat singgung tentang ucapan Bu Evi. Jadi, ini rahasia berikutnya: untuk bisa menang, aku harus satu langkah lebih maju dibanding babak yang akan aku hadapi. Ini yang selama ini aku terapkan. Untuk bertanding di tingkat kota, aku belajar menguasai soal setingkat provinsi. Supaya bisa menang di tingkat provinsi, aku harus menguasai soal setingkat nasional. Sementara untuk tingkat nasional, aku mempersiapkan diri aku dengan belajar menguasai soal setingkat nasional-nya SMA dan sedikit soal dari level internasional. Aku rasa ini rahasia paling greget. Wkwkwk. Yap. Level nasional-nya SMA dan level internasional. Ga salah baca kok.
Aku membuka situs TOBI dan menemukan bahwa mereka selalu menggunakan slogan “Go get gold!”. Aku mulai berpikir, bagaimana jika slogan ini aku gunakan juga supaya dapat selalu memotivasi aku buat jadi yang terbaik. Sejak itu, semua bahan materi olimpiade ini aku kumpulkan dalam 1 folder di laptop. Trus, aku beri nama: Road to Gold Medal Biology OSTN SMK 2014. Wow. Tujuannya sih supaya ketika aku mau belajar dari materi yang aku kumpulkan, pas diklik, kebaca Gold Medal-nya, trus semangat pas belajar. Kemudian, aku kan ada tulis catatan target 2014 di buku catatan kecil gitu. Nah, aku mulai tulis, target tingkat nasional adalah medali emas. Setiap mau daimoku, aku selalu pegang sebuah kertas kecil, yang isinya target-target aku. Di antaranya ada medali emas OSTN SMK dan meraih kemenangan dalam bunkasai nasional. Ini juga rahasia yang lumayan greget sih.
Ketika kita bertekad dengan keyakinan kuat, segalanya akan bergerak ke arah yang kita targetkan. Begitulah kira-kira salah satu bimbingan dari Ikeda Sensei yang paling aku ingat dan paling berpengaruh dalam ‘misi’ kali ini.
Dynamic Dance (DD) tetap mendapat porsi waktuku. Aku berupaya untuk tetap hadir di setiap latihan. Berpartisipasi sebagai salah satu performer DD Jambi adalah keputusan terbaikku. Di setiap perjuangan OSTN, aku juga sedang berjuang untuk bunkasai.
Latihan DD Jambi pada awalnya diadakan di kaikan. Di sana, kami belajar gerakannya dulu. Berhubung DD Jambi mendapat kepercayaan untuk tampil sebagai pembuka dan membawa bendera besar, latihan di kaikan saja tidak cukup. Bendera yang kami mainkan berukuran besar sekali! Tiangnya saja 3 meter, belum lagi kain benderanya 1,5 x 3 meter. Ruang dalam kaikan tidak cukup bila kami ingin bermain bersama. Akhirnya, kami memilih lapangan parkir Koni sebagai tempat latihan, sejak pertengahan bulan Juni.
Bunkasai nasional menghadirkan penampilan dari anggota seluruh wilayah di Indonesia, penampilan yang mereka persembahkan sebagai ekspresi dan luapan kemenangan mereka. Tak ketinggalan, DD juga diikuti oleh beberapa wilayah di Indonesia: Jambi, Batam, Surabaya, Tangerang, Jakarta dan sekitarnya.
Kendala yang akan aku hadapi dalam mencapai target besar aku itu, salah satunya, izin sekolah selama bunkasai nasional. Karena berupa kolaborasi dari sejumlah wilayah, kami harus berlatih beberapa kali sebelum hari-H. Sehingga, kami harus berada di Jakarta 3 hari sebelum hari-H. Bukan hanya aku seorang, tapi ada sekitar 10 orang lebih pelajar yang ikut dalam bunkasai, sebagai performer DD dan performer Kumitaisho. Dan mereka juga butuh izin dari sekolah. Ditambah lagi, isunya, di bulan Oktober akan diadakan Ujian Tengah Semester Ganjil. Jika waktunya ‘bertabrakan’, mungkin saja sekolah tidak akan mengizinkan. Ini adalah tantangan! Dan aku harus bisa menghancurkan tembok penghalang ini, bukan seorang diri, tapi kami semua!
Hari ulang tahunku jatuh pada tanggal 29 Agustus, beberapa hari sebelum perhelatan OSN 2014. Sedangkan bunkasai diadakan pada tanggal 12 Oktober. Itulah mengapa, aku ingin hasil dari OSTN SMK dan bunkasai nasional menjadi hadiah ulang tahun ke-17.
Tujuhbelas tahun selalu dikenal dengan sweet seventeenth. Aku tidak ingin melewatkannya begitu saja dengan berpesta. Aku ingin menorehkan tinta emas! Ini masa mudaku. Salah satu dari 5 Pedoman Abadi Divisi Pemudi adalah “Jalanilah masa mudamu tanpa dikalahkan oleh apapun”. Masa muda adalah masa emas. Selagi aku masih mempunyai semangat dan tenaga, kenapa tidak? Setiap pengalaman adalah berharga.
Aku ingat, Mama pernah bilang, “Masalah sekolah tidak usah dipikirkan lagi. Fokus pada lomba saja. Dapat juara di lomba ini lebih berharga daripada dapat juara di kelas. Ga usah peduli siapa yang bakal dapat juara pertama kelas nanti. Yang penting, lomba ini dulu.” Aku ikuti perkataan Mama.
Setelah Ujian Semester Genap bulan Mei, aku mulai fokus penuh untuk lomba ini. Sebenarnya sih, bulan itu, PSG alias magang sudah dimulai. Namun, sekolah memberikan kompensasi bagi aku, Retta, dan Wina. Sekolah memberikan kami kesempatan untuk belajar saja. Sejak bulan Juni, kami bertiga ke sekolah untuk belajar di perpustakaan, sembari menunggu sesi pertama pembinaan.
Pembinaan menuju tingkat nasional oleh pemerintah provinsi dibagi dalam 2 sesi. Sudah aku kasih tau di bagian sebelumnya sih, di Babak Kedua, Babak Penentuan. Sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 18-26 Juni di Edotel SMKN 4 Kota Jambi. Sesi ini difokuskan pada pelajaran teori. Sedangkan sesi kedua, pada tanggal 6-26 Agustus. Sesi ini fokus pada praktikum, juga disisipi teori. Sehingga pelaksanaannnya dipusatkan pada laboratorium di SMAN 3 Kota Jambi.
***
Well. Semakin ke akhir, semakin serius dah bahasanya. Wkwkwk. Aku yang ketik pun baru terasa setelah selesai ketik dan baca ulang. Semoga menginspirasi ya! :v
Mari menuju babak terakhir~