Hai!
Tak terasa, perjuangan hampir mencapai babak terakhir. Semua orang bisa jadi juara. Kata-kata yang diucapkan oleh Bu Evi ini terus bergema. Agar targetku bisa tercapai, aku harus berlatih dan mempersiapkan diri lebih matang lagi. Bagian ini akan menceritakan bagaimana persiapanku dan teman-teman perwakilan Jambi selama sesi pertama pembinaan.
***
Sesi pertama pembinaan oleh pemerintah provinsi dilaksanakan di Edotel SMKN 4 Kota Jambi pada tanggal 16-26 Juni 2014. Katanya sih karena ada perwakilan dari luar kota Jambi, jadi pembinaannya dipusatkan di satu tempat sekaligus nginap di sana. Aku, Retta, dan Wina sekamar lagi. Sedangkan Fritz dan Bagus sekamar. Dari sini, kami berlima mulai akrab hari demi hari.
Sesi pembinaan dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu, dari jam 8 pagi sampai dengan 3 sore. Ada break time buat ngemil kue atau snack, 2 kali. Sarapan, makan siang, hingga makan malam, semuanya sudah diatur. Kami tinggal nunggu waktu. Serasa raja dan ratu, dilayani sepanjang hari dah. Wkwkwk.
Kadang, Bu Novi, Bu Reinna, Bu Eka, dan Bu Yuni bakal datang untuk melihat-lihat proses belajar kami dan menambah pemahaman materi buat kami. Oh ya. Waktu itu, Bu Novi adalah guru matematika SMA Unggul Sakti. Bu Novi bantu ajarin Retta juga. Sedangkan Bu Yuni adalah guru baru di sekolahku yang bakalan ngajar IPA untuk SMK dan biologi untuk SMA. Mereka akan datang pada malam hari. Soalnya, kadang kami dikasih tugas semacam PR (sebutannya bukan PR sih, karena bukan dikerjakan di rumah, wkwkwk). Selain itu, Bu Mega, guru fisika sekolahnya Fritz, juga datang untuk bantu dia. Begitupun gurunya Bagus.
***
Pertama sih, kami berlima masih canggung. Aku masih ingat betul, pas malam pertama nginap di sana. Makan malam belum datang. Kami udah kelaparan. Jadi, kami keluar dari kamar, trus mulai ngobrol. Si Fritz ngajak main kartu UNO. Ya udah, oke oke aja. Kirain dia emang punya, Eh, taunya dia pergi beli kartu UNO-nya. Waduh, jadi ga enak…
Kemudian, masih pada malam pertama, ceritanya kami dikasih kue yang dikemas dalam kotak kertas dari sore. Nah, karena udah kenyang, jadi kami yang cewek bawa masuk aja ke dalam kamar. Waktu itu entah siapa yang lihat, ada cicak masuk ke dalam kotaknya. Aku sebenarnya takut sama cicak, kalo tiba-tiba cicaknya keluar loncat. Dan tidak ada yang berani buang tuh kotak. Wina keluar kamar panggil yang cowok untuk buang tuh kotak. Aku coba uji nyali. Aku coba buka kotaknya buat memastikan cicaknya ada di dalam atau nggak. Dannnn… Aku terkejut pas ngeliat beneran ada cicak, jadi secara tidak sadar, kejutnya buat aku loncat sendiri dan mundur sambil teriak, “Wui!”. Retta ikutan kaget. Wkwkwk.
Waktu itu ada Bang Raihan (kalo ga salah sih namanya itu), yang ditugaskan untuk bantu lihat-lihat kami, jadi dia nginap juga di kamar yang terpisah. Bang Raihan lagi di luar. Setelah dipanggil, dia datang dan ambil kotaknya keluar. “Apa aja kalian ni, he, cewek ni,” keluh dia. Maaf, Bang, repotin. Setelah itu, kami bertiga baru bisa lega. Fiuh!
Di hari-hari berikutnya, giliran laba-laba di sofa yang mengejutkan kami, para ladies. Duh. Gak ada yang berani usir atau bunuh laba-laba itu, meskipun aku sendiri adalah perwakilan bidang biologi. Jadi, kami kembali memanggil bantuan. Fritz yang datang. Kami geser tuh sofa buat keluarin laba-labanya. Sebenarnya sih ngga gede amat, cuman ya tetap takut dong. Akhirnya, Fritz berhasil mengeluarkan laba-laba itu dari kamar kami! Ha-ha-ha!
Edotel bukan kayak hotel berbintang. Nah, ceritanya setiap kamar ada ventilasinya yang terbuka. Dan, nyamuk ada di mana-mana! Walaupun sudah disemprot Bayg*n, tetap aja ada. Waktu itu, keluarganya Wina datang berkunjung pas malam hari. Mengetahui banyaknya nyamuk yang turut menghuni di kamar, pamannya Wina minta bantuan Bagus untuk menutup ventilasinya dengan koran. Selepas malam itu, nyamuk udah ga ada lagi. Mantap!
Setiap malam selalu dihabiskan dengan permainan UNO. Makin hari, makin akrab. Bahkan udah bisa cerita-cerita. Sampai-sampai, udah berani main UNO dengan hukumannya dikasih bedak baby. Duh. Paling males dah kalo dapat hukuman gini. Awalnya sih belum kepikiran ide bedak. Tapi, Fritz ngusulin yang kalah dipasangin karet di telinga. Wah, ada-ada aja!
Mengenai cerita hukuman pake bedak, ada satu cerita lucu. Suatu malam, kami main di kamar cewek. Trus, entah sudah putaran ke-berapa, Fritz yang kalah. Satu per satu olesin bedak ke mukanya. Pas giliran aku, aku masih sambil ketawa mau olesinnya. Canggung juga, belum pernah gitu cuy. Aku olesin di pipi kanannya, memanjang ke arah mulut. Ga tau gimana, eh malah kena mulutnya pula. Fritz langsung lap mulutnya. Pahit kan rasanya. Duh, sorry, Fritz. Tangan aku kena ludahnya dikit, iuh! Wkwkwkwk. Ngakak abis kalo bayanginnya.
Aku ngga tau apakah itu bakal lucu juga bagi pembaca atau nggak. Ini ngetiknya sambil bayangin kembali. Hehehe..
Secara tidak sadar, kebersamaan kami berlima membawa dampak yang positif. Jadi, bisa lebih termotivasi lagi untuk membawa provinsi Jambi meraih medali.
Setiap hari, aku tetap melaksanakan gongyo, dalam hati. Setelah mandi, sambil nunggu yang lain siap, aku ke teras, bawa hape sama headset. Sambil dengar lagu Wonderful Law karya Nestor Torrer, aku merelaksasi pikiran di pagi hari. Di lagu itu juga ada lantunan gongyo. Jadi aku ikutin.
***
Sebuah ruangan di Edotel itu dipenuhi kami berlima setiap hari. Kami berlima dibimbing secara khusus oleh tim pembina olimpiade, tim yang sama saat seleksi tingkat provinsi. Satu siswa, satu guru. Setiap materi yang diajarkan ditulis di sebuah agenda khusus sebagai laporan.
Biologi sendiri dibimbing oleh Pak Samuri, Pak Nugroho, dan Bu Septi. Waktu itu, Bu Evi lagi tertimpa musibah, ada kerabatnya yang meninggal dunia. Jadi beliau tidak bisa ngajar karena harus ke Padang. Maka, digantikan oleh Bu Septi. Bu Septi ini seorang guru biologi SMAN 3 Kota Jambi. Beliau ngajar tentang biosemol dan anfis (anatomi dan fisiologis) tumbuhan. Sedangkan Pak Nugroho mendapat bagian anfis hewan dan klasifikasi makhluk hidup, dan Pak Samuri tentang ekologi dan genetika. Mereka semua adalah guru biologi dari SMA negeri di kota Jambi.
Lalu, apakah aku menguasai semua materi lomba sejak tingkat kota? Hmm.
Ekologi adalah salah satu bagian yang aku sendiri kurang bisa paham. Pak Samuri emang jago, tapi beliau sibuk banget waktu itu. Baru ngajar dikit, telponnya udah berdering lagi. Beliau mau dijadikan sebagai kepala sekolah salah satu SMA negeri kota Jambi. Mengenai genetika, dalem banget pelajaran yang diajarin bapak ini. Ckckck.
Anatomi dan fisiologi tumbuhan juga termasuk materi yang kurang kupahami. Entah karena aku emang kurang suka tanaman atau gimana. Hahaha. Kalau anatomi dan fisiologi hewan, sedikit banyak aku kuasai. Yang dibahas kan lebih banyak berkaitan dengan tubuh manusia, di mana aku bisa merasakannya sendiri.
Sedangkan biologi sel dan molekuler, ini bagian favoritku! Seru aja belajarnya. Aku bisa tau kenapa ini sifatnya begini karena terdiri dari itu dan itu. Wkwkwk. Materi itu kan kayak materi dasar yang mempelajari struktur terkecil makhluk hidup. Dan mengenai klasifikasi, paling ribet karena istilahnya yang banyak. Tapi, pelan-pelan, aku bisa.
Meski tidak semua materi aku kuasai dengan sempurna, aku maklum juga sih, karena sudah 2 tahun lebih ngga pegang buku biologi. Tapi, aku sudah bertekad supaya bisa memahami semua materi. Aku mau meraih prestasi yang lebih baik. Aku mau membuktikan bahwa “Semua orang bisa jadi juara”. Aku mau membuat orang-orang yang sudah percaya sama aku bisa bangga dengan hasilnya nanti.
Targetku memang masih 3 besar nasional. Mengingat, juara pertama pasti perwakilan dari Jawa, karena tiap tahun selalu diraih oleh mereka. Jadi, aku coba targetkan perak. Kalau bisa sih, emas. Hahaha.
Setelah berkutat dengan materi selama seminggu lebih, tibalah bulan puasa. Jadi, kami libur dulu. Pembinaan akan dilanjutkan pada bulan Agustus.
See ya!