23

23

“Happy birthday, Christine! Wish you all the best, God bless you! πŸ₯³”

Mari mundur ke satu minggu sebelumnya. Malam hari abis makan di Bebek Goreng Masbob (bebeknya enak, boleh dicoba πŸ‘) di BSD, seorang teman baikku berniat untuk donor darah. Dia memang rutin donor darah 3 bulan sekali. Kebetulan hari itu udah jadwalnya untuk donor darah lagi.

Meskipun aku udah beberapa kali jadi panitia acara donor darah, tapi belum pernah donor satu tetespun. Alasan utamanya karena dulu berat badanku belum mencukupi. Fyi, salah satu syarat untuk donor darah adalah memiliki berat badan minimal 45kg. Saat itu, aku udah tau berat badanku ada sekitar angka itu. Hehehe, iya, saya kurus. Jadi, aku penasaran dan sangat ingin merasakan donor darah sedari dulu.

Kami pergi ke PMI di daerah BSD, saat itu juga.

Sesuai dengan protokol kesehatan baru di tengah wabah COVID-19, setiap pengunjung harus pake masker dan cuci tangan pakai sabun terlebih dahulu. Trus, ada pengecekan suhu tubuh oleh satpam. Baru deh boleh masuk ke dalam gedung PMI. Isi buku tamu, lalu isi formulir donor darah. Setelah masuk ke dalam ruang donor, petugasnya minta kita timbang berat badan dulu.

“Beratnya dikurangin 1 kilo ya, soalnya ini timbangannya agak bermasalah,” kata petugasnya. Ternyata, si jarum timbangan menunjukkan angka 45. Karena harus dikurangin 1 kg, maka berat badanku tidak memenuhi syarat minimal berat badan. Yah, sedih ditolak.

“Terakhir makan jam berapa?” tanya si petugas ke temenku. Kalau dia mah, beratnya pasti mencukupi.

“Sekitar setengah jam yang lalu,” jawab temenku.

“Oh kalau baru makan, belum boleh. Nanti darahnya gak bisa dipake. Minimal 2 jam setelah makan. Besok aja datangnya ya,” tolak si petugas.

Oke, dua-duanya ditolak. Kami pun pulang.

Rejected. Source: GIPHY Rejected. Source: GIPHY

Atas keinginan yang kuat, aku bikin target: mau donor darah minggu depan, tepat di hari ulang tahun. Apakah aku akan berhasil mencapai target tersebut? Apa yang aku lakukan demi bisa mencapainya? Jreng jreng jreng…

  1. Minum air lebih banyak. Sebelumnya, jumlah air minum yang aku teguk per hari itu sangat sedikit. Tak jarang, teman-teman dekatku suka “marah”. Setelah aku menanamkan target itu ke pikiran, aku jadi lebih sering minum.

  2. (Kembali) Sarapan pagi. Berat badanku pernah naik sampe 3 kg saat skripsi. Kala itu, memang sering ngemil dan rutin sarapan pagi. Tapi setelah kecelakaan di akhir tahun lalu, berat badanku turun kembali. Sarapan juga kadang-kadang aja. Nah, demi bisa donor darah, aku kembali rutin sarapan pagi setiap hari. Susu, roti, sereal, sampe kwetiau.

  3. Tidur cukup. Kalo lagi ada drama yang ditonton, wahhh aku bisa tidur jam 2 atau 3 subuh, apalagi kalo nemu yang seru. Kalo lagi gak ada tontonan, jam 12 malam baru tidur. Bangunnya? Oh tentu saja jam 9 pagi, soalnya masuk kerja jam 10. Jadinya kadang gak sarapan lagi. Lalu, somehow di hari aku bikin target itu, jam 11 malem aku uda tidur! Sungguh langka bisa tidur sebelum jam 12. Mungkin karena aku baca buku sih, jadi cepet ngantuk. Alhasil, bangunnya jam 6-7 pagi. Trus baca buku lagi dan sarapan pagi. Selama seminggu, siklus tidurku jadi sangat bagus. Bahkan baca buku sebelum tidur dan setelah bangun. Sungguh. Aku merasa bangga sama diri sendiri πŸ˜‚

Oh ya, meskipun targetnya pengen ngerasain donor darah, aku tetap berusaha jaga makan biar darahnya nanti bisa kepake buat orang lain. Jadi bukan cuma sekadar keluarin darah buat manfaat diri sendiri, tapi harus bisa bermanfaat buat orang lain juga.

Tibalah judgement day.

Pagi hari dengan kondisi sebelum sarapan, aku timbang berat badan. Hasilnya, kurang lebih seperti seminggu yang lalu dengan kondisi habis makan malam. Jadi aku menyimpulkan bahwa berat badanku sebetulnya naik meskipun hanya sedikit. *berusaha mengapresiasi diri

Tapi muncul keraguan. Kalau petugasnya tetep ngitung harus dikurang 1 kg, aku bakal ditolak lagi. Yauda deh, batalin aja. Reschedule ke minggu depan lagi. Padahal selama seminggu persiapan, aku terus membayangkan bakal punya kartu donor, bisa pamerin ke orang-orang aku pertama kali donor pas ulang tahun. Sedihhh.

“Yakin, Tin? Gak mau dicoba dulu? Daripada nyesel gak dicoba,” kata temenku berusaha mengubah pikiranku. Kembali terbayang kartu donor dengan tanggal ultah… dan akhirnya kami tetap ke PMI.

Pakai masker, cuci tangan, cek suhu tubuh, isi buku tamu, isi formulir, masuk ke ruang donor. Jarum timbangan menunjukkan angka 45 pas. Eh petugasnya bolehin!

Trus, cek tekanan darah. “Normal, ya,” kata petugasnya. Selama pengecekan, petugasnya nanya-nanya ada vaksin nggak, ada hipertensi nggak, tidur jam berapa, golongan darahnya apa. Lalu, diambil setetes darah dari jari tangan ke sebuah kaca, trus kacanya dimasukin ke alat mesin cek kadar Hemoglobin (Hb).

“Oke, boleh donor, ya. Silakan langsung ke sana,” kata petugasnya sambil ngarahin ke area donor.

AKHIRNYAAA, MERASAKAN DONOR DARAH UNTUK PERTAMA KALI!

Akhirnyaaa, donor darah! Ini difotoin tim support. Akhirnyaaa, donor darah! Ini difotoin tim support.

Selama ini cuma liatin orang donor darah kalo jadi panitia, akhirnya di umur 23 tahun aku bisa merasakannya sendiri.

Sungguh.

Saya terharu.

Bucket list: Donor darah, checked βœ…

Sangat berterima kasih ke temenku karena sudah membantu merealisasikan bucket list ini, hahaha. Kalau kata Sintya, “Keliatan aura bahagianya.” πŸ˜„

Kalau ditanya, sakit ga, bagiku nggak sakit sih. Mungkin karena saking bahagianya jadi ga merasakan sakit(?)

Setelah selesai, pendonor dikasih kacang hijau, roti, dan susu.

Keadaan tubuh setelah donor? Baik-baik saja, cuma butuh penyesuaian beberapa menit karena berasa kayak habis begadang. Tapi ini bisa berbeda ya tiap orang. Pada bagian bekas jarum suntik kadang bisa berasa pedih kalau terlalu sering bergerak tangannya.

Malam harinya, rasanya ngantuuuk banget. Yauda, tidur awal deh. Esok harinya, sudah kembali seperti sedia kala. Bekas jarum suntik juga udah gak sakit. Disarankan untuk minum air yang banyak selama 72 jam setelah donor.

Dapet kartu donor :D Dapet kartu donor :D

Sebagai tambahan mengenai donor darah, boleh dibaca nih: * Syarat & Ketentuan untuk Bisa Donor Darah * 12 Aturan Sehat Mengonsumsi Makanan Sebelum dan Setelah Donor Darah

***

Wah. Rasanya senang sekali bisa merasakan donor darah, bisa centang bucket list. Memang, dengan tekad yang bulat dan usaha, kita bisa mencapai target yang diimpikan.

Pengennya sih bisa donor rutin ya. Jadi, birthday wish untuk diri sendiri: semoga tubuh ini sehat selalu dan bisa menyentuh berat badan ideal, hehehe.

Sebagai penutup, ini quotes yang sangat aku pegang untuk setiap perjuangan mencapai targetku:

When your determination changes, everything will begin to move in the direction you desire. The moment you resolve to be victorious, every nerve and fiber in your being will immediately orient itself toward your success. On the other hand, if you think, β€œThis is never going to work out,” then at that instant every cell in your being will be deflated and give up the fight. (Daisaku Ikeda)